Kamis, 29 Desember 2011

Memahami Makna Dunia

Oleh : Fauzul Iman 



Kata dunia berasal dar kata kerja bentuk lampau danaa yang artinya telah dekat. Rahgib Al-Ashfihani, pakar bahasa Alquran, dalam bukunya Mu'jam Mufradat Alfaz Alquran mengemukakan tiga pengertian dunia dalam Alquran, yaitu adakalanya bermakna dekat, rendah, dan adakalanya mengandung pengertian awal. Dari pengertian itu tersimpul bahwa dunia adalah suatu kehidupan awal, dekat dan pendek, atau rendah. Pengertian ini menunjukkan bahwa dunia adalah kehidupan jarak pendek yang membutuhkan persiapan-persiapan paling dini (awal).
Dalam Alquran, kata dunia disebut sebanyak 101 kali disertai dengan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Jumlah kata dunia sebanyak itu disebut Alquran membuktikan betapa pedulinya Allah SWT menjelaskan pada manusia tentang kehidupan dunia.  Allah mengingatkan betapa pentingnya dunia. Tetapi, Allah juga selalu mengingatkan dengan rambu-rambu dan batas-batasnya. Firman Allah, ''Carilah karunia kehidupan di akhirat dan jangan lupa bagaimana kiat hidup di dunia.'' (QS 28: 77).yang 

Artinya : 
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
 Ayat ini mengandung pesan perlunya manusia mempersiapkan secara matang kehidupan jangka pendek (dunia) guna menempuh kehidupan jangka panjang (akhirat). Persiapan ini dibuat agar manusia tidak terhipnotis pada perangkap keindahan dan fatamorgana dunia yang membahayakan. Pesan Allah SWT ini semakin jelas memberi pelajaran agar kehidupan dunia ini diisi dengan kegiatan-kegiatan yang berkualitas. Manusia tidak boleh memandang dunia di atas segalanya. Pahamilah dunia sebagai sesuatu yang rendah di bawah manusia sehingga dunia dapat dikelola dan dikendalikan oleh manusia dengan baik dan mulia. Bukan dikejar semau syahwat yang menyebabkan umat manusia mudah tersihir dan tunduk pada kemilaunya dunia. Pahamilah, dunia itu sesuatu yang telah dekat, artinya sesuatu yang telah mendekati ketiadaan (kematian) sehingga manusia akan siap siaga, ingat, dan mengenal kearifan Penciptanya.
Dalam kondisi demikian manusia akan selalu berpegang teguh dengan nilai-nilai keabadian Ilahi. Manusia akan membangun nilai-nilai keabadian itu dengan menciptakan dunia prestasi dan kekayaan dalam kemuliaan amanah dan dalam ibadah. Ia tidak akan tertipu oleh licinnya dunia yang membuat dirinya sombong dan serakah di dalam suatu kekuasaan dunia yang pongah. Manusia tak akan lalai dari Kemahaagungan Tuhan dengan menumpahkan seluruh pesonanya ke dalam gemerlap dunia. Karena, ia tahu dunia demikian adalah dunia permainan yang tidak akan kekal abadi tetapi akan sirna (rontok) bersama sirnanya jasad manusia. Untuk itu marilah kita renungkan firman Allah, ''Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megahan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kuning dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.'' (QS 57: 20).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar