Kamis, 05 Januari 2012

Belajar dari Pengorbanan Ibrahim untuk Banten


Oleh : Reporter Radar Banten


SERANG - Umat Islam, Minggu (6/11), memenuhi masjid dan tanah lapangan untuk melaksanakan salat Idul Adha. Setelah itu, baru dilaksanakan penyembelihan hewan kurban yang dagingnya didistribusikan kepada warga kurang mampu. Dalam pesan khutbah Idul Adha kemarin, para khatib mengingatkan bahwa Idul Adha sebagai momentum untuk membangun relasi sosial antarsesama dan belajar dari pengorbanan Nabi Ibrahim.
Di lapangan Studen Center UIN Syarifhidayatullah, Tangerang Selatan, ratusan umat Islam memenuhi lapangan ini. Mereka mengikuti salat Idul Adha dengan khusuk. Dalam pesan khutbahnya, khatib Dr Zubair mengatakan, banyak pelajaran yang tersirat dalam penyembelihan hewan kurban. Salah satu pelajaran yang dapat diambil adalah peran Nabi Ibrahim menciptakan pendidikan kepada putra tercinta yakni Ismail. “Indikator keberhasilan suatu pendidikan, apabila anak didik mampu menjalankan perintah Allah dalam kehidupannya,” katanya.
Setinggi apa pun pendidikan yang ditempuh seseorang tanpa diimbangi dengan pendidikan Islam belum dikatakan berhasil. Diakui Zubair, terkadang orangtua bangga anak memenangi olimpiade namun tidak bangga ketika anak dapat menghafal Alquran. “Tidak ada kata terlambat. Sekarang kita harus lebih bangkit menyelamatkan anak-anak,” sambung dosen Fakultas Adab Humaniora UIN ini.
Zubair menyebutkan ada lima pola pendidikan Ibrahim kepada keluarganya. Pertama, visi pendidikan Ibrahim mencetak generasi saleh yang menyembah hanya kepada Allah. Kedua, mendidik Ismail dan putra-putra lainnya mengikuti Islam secara totalitas, ketiga muatan pendidikan Ismail mencakup semua aspek kebutuhan manusia baik secara intelektual maupun emosional. Keempat, lingkungan Ibrahim mencetak akidah dan akhlak, dan kelima, kesiapan mampu berkorban dalam semua pihak dalam proses pendidikan.
Di Kota Serang, salat id dilaksanakan halaman Masjid Raya Albantani di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) yang diikuti ribuan orang. Sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Banten ikut salat di masjid tersebut. Di antaranya Gubernur Ratu Atut Chosiyah, Wakil Gubernur M Masduki, Sekda Banten Muhadi, dan sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemprov Banten.
Sebagai khatib adalah Ketua MUI Kota Serang KH Mahmudi. Mahmudi mengatakan, hakikat penyembelihan hewan kurban adalah ibadah sosial. Selain itu, penyembelihan hewan kurban juga menjadi simbol mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Karena bukan daging hewan kurban yang akan sampai kepada Allah tetapi ketakwaan orang yang menyerahkan hewan kurban tersebut,” ujarnya.
Mahmudi menambahkan, berkurban masuk dalam ibadah sosial karena memiliki makna sedekah dalam arti luas. Yakni orang yang mampu membantu orang yang lemah dan dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari karena dalam harta orang-orang kaya ada hak-hak orang miskin.
Usai salat id, Gubernur secara simbolis menyerahkan 77 hewan kurban kepada perwakilan dari MUI Banten dan dilanjutkan dengan open house di lantai dasar Masjid Raya Albantani. Total Pemprov Banten membagikan 4.000 kupon daging hewan kurban.
Gubernur Ratu Atut Chosiyah mengatakan, makna pemberian hewan kurban merupakan bentuk kepedulian orang yang mampu kepada orang yang lemah dengan memberikan sedikit hartanya dalam bentuk daging kurban. “Kami mengajak orang yang mampu untuk meningkatkan kepedulian kepada orang-orang yang kurang mampu. Salah satu bagian dari kepedulian sosial itu dengan memberikan hewan kurban,” kata Atut.
Sementara di lingkungan Pemkab Tangerang, salat Idul Adha dipusatkan di Masjid Agung Al Amjad. Direktur Pascasarjana IAIN SMH Banten Prof Dr Fauzul Iman menjadi khatib. Dalam pesan khutbahnya, Fauzul mengatakan bahwa Idul Adha merupakan hari raya yang tidak dapat dipisahkan dengan kisah Nabi Ibrahim bersama anaknya Ismail. Kata Fauzul Allah menguji Nabi Ibrahim dan Ismail dengan perintah yang berat untuk mengorbankan nyawanya yang kemudian diganti dengan hewan sembelihan berupa kambing besar. “Ujian ini memberikan pelajaran bagi Ibrahim dalam mend­idik keturunannya terutama Ismail. Ibrahim sangat berharap agar Ismail kelak menjadi pemimpin yang bermoral, cerdas, tidak bermental cengeng dan mampu mengatasi persoalan yang dihadapi,” ujarnya.
Kata Fauzul, umat Islam dapat belajar dari pengabdian Ibrahim yang tulus terhadap keluarga dan umatnya sehingga mampu mendidik dan mengubah masyarakatnya dari kehidupan yang berwatak primitif menjadi umat yang beradab dan tercerahkan. Fauzul mengajak kepada masyarakat Banten untuk membangun Banten dengan semangat pengorbanan yang tinggi. “Mari kita mengambil ibrah (pelajaran-red) cara pengorbanan Ibrahim dan Ismail untuk menata bangsa dan masyarakat Banten secara kompak dan professional,” pungkasnya. (bon-alt/zen)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar