Oleh : Fauzul Iman
Kata dunia berasal dar kata kerja bentuk lampau danaa yang artinya telah dekat. Rahgib Al-Ashfihani, pakar bahasa Alquran, dalam bukunya Mu'jam Mufradat Alfaz Alquran mengemukakan tiga pengertian dunia dalam Alquran, yaitu adakalanya bermakna dekat, rendah, dan adakalanya mengandung pengertian awal. Dari pengertian itu tersimpul bahwa dunia adalah suatu kehidupan awal, dekat dan pendek, atau rendah. Pengertian ini menunjukkan bahwa dunia adalah kehidupan jarak pendek yang membutuhkan persiapan-persiapan paling dini (awal).
Dalam Alquran, kata dunia disebut sebanyak 101 kali disertai dengan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Jumlah kata dunia sebanyak itu disebut Alquran membuktikan betapa pedulinya Allah SWT menjelaskan pada manusia tentang kehidupan dunia. Allah mengingatkan betapa pentingnya dunia. Tetapi, Allah juga selalu mengingatkan dengan rambu-rambu dan batas-batasnya. Firman Allah, ''Carilah karunia kehidupan di akhirat dan jangan lupa bagaimana kiat hidup di dunia.'' (QS 28: 77).yang
Artinya :
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBnwaBsoD0Cedc0YHeT8LTTv5olJZlVUK5Hla6YMkekcnNsv8GerPpxJCxQ-50J7Ykwpf6ncUQfMbUtOdaygeHcyaCbrctz5Hm5xRcqFZdBOgGzlj7_pYeQhyphenhyphenIRO5uUyrBIcf05sZgkl4i/s400/170907_10150120696313296_289640663295_7578863_4986354_o.jpg)
Dalam kondisi demikian manusia akan selalu berpegang teguh dengan nilai-nilai keabadian Ilahi. Manusia akan membangun nilai-nilai keabadian itu dengan menciptakan dunia prestasi dan kekayaan dalam kemuliaan amanah dan dalam ibadah. Ia tidak akan tertipu oleh licinnya dunia yang membuat dirinya sombong dan serakah di dalam suatu kekuasaan dunia yang pongah. Manusia tak akan lalai dari Kemahaagungan Tuhan dengan menumpahkan seluruh pesonanya ke dalam gemerlap dunia. Karena, ia tahu dunia demikian adalah dunia permainan yang tidak akan kekal abadi tetapi akan sirna (rontok) bersama sirnanya jasad manusia. Untuk itu marilah kita renungkan firman Allah, ''Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megahan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kuning dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.'' (QS 57: 20).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar